Thursday, February 27, 2020

Makalah Biografi Ibnu Syihab Az-Zuhri



MAKALAH
Biografi Ibnu syihab Az-Zuhri

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

        Ubaidillah Ibnu Syihab az-Zuhri adalah seorang imam hadits, salah seorang tabi'in muda, dan kepemimpinan hadits juga berakhir padanya. Dia adalah guru Malik, al-Laits, ibnu Abi Dzi'b, dua orang Sufyan, dan selain mereka dari kalangan para pengikut tabi'in. Dialah Imam az-Zuhri, dan cukuplah bagimu ilmu, keutamaan, dan ilmunya.
        Abu Nu'aim berkata, "Diantara mereka terdapat alim yang lurus, dan perawi yang hebat, Abu Bakar muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri. Dia memiliki kemuliaan dan keluhuran, kebangsaan, dan kedermawaan."[1]
         Beliau adalah seorang yang kaya lagi dermawan. Beliau memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Daulah Bani Umayyah. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada beliau kecerdasan yang tinggi dan kekuatan hafal yang mengagumkan, dengan itu semua, beliau mendapat kedudukan tinggi terutama dalam bidang ilmu hadits, dan kepada beliau bermuaralah ilmu hadits. Beliaulah orang pertama yang membukukan ilmu hadits atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
      Beliau juga lebih dari 2200 hadits berhasil dihafal oleh Az-Zuhri, dan beberapa diantaranya tertulis dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih muslim. Beberapa ulama pun memujinya dengan pujian bahwa sanad hadits terkuat adalah yang berasal dari jalur Az-Zuhri dari Salim dari Bapaknya.
       Abu Bakar al-Hudzali mengatakan, “Aku telah duduk bermajelis kepada Hasan al-Bashri dan Ibu Sirin, namun aku tidak melihat seorang pun yang semisal dengan Imam Az-Zuhri.” 2

B. Tujuan Penulisan

     Ada pun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini diantaranya adanbeberapa tujuan, yaitu :
1.     untuk memberi pengetahuan kepada penulis serta wawasan sejarah perjalanan hidup para sahabat Nabi
2.     Untuk memenuhi tugas UTS semester genap mata kuliah Sejarah Nabi Muhammad

C. Rumusan Masalah

      Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa permasalahan penting yang akan diangkat sebagai bahan penerangan:
1.     Bagaimana Biografi Ibnu Syihab az-Zuhri ?
2.     Bagaimana ciri-ciri fisik Ibnu Syihab az-Zuhri ?
3.     Bagaimana pujian para ulama terhadap Ibnu Syihab az-Zuhri ?
4.     Bagaimana sebab unggulnya Ibnu Syihab az-Zuhri dalam masalah ilmu ?
5.     Bagaimana kedermawaan dan kemurahan Ibnu Syihab az-Zuhri ?
6.     Bagaimana guru-guru dan murid-murid Ibnu Syihab az-Zuhri ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Ibnu Syihab az-Zuhri
           
       Beliau adalah Muhammad bin Muslim bin Ubaid bin Abdullah bin Syihab bin Abdullah bin al-Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib al-Quraisyi az-Zuhri, termasuk sighar at-thabi'in, sedangkan nama az-Zuhri adalah nama yang di sematkan oleh para ulama hadits kepadanya. Selain az-Zuhri dalam beberapa literatur beliau juga isebut dengan nama paggilan Abu Bakar al-Madani.
        Adapun kelahiran belia banyak di perselisihkan oleh para ulama, menurut Duhaim dan Ahmad bin Shalih, dia  dilahirkan pada tahun 50 H. Dan menurut Khalifah bin Khayyat, pada 51 H.3 Dia adalah seorang imam terkemuka yang luas ilmunya, hafidz di zamannya, Abu Bakar al-Quraisyi az-Zuhri al-Madani. Dia bertempat tinggal di Syam.
       Az-Zuhri tumbuh menjadi seorang remaja di sebuah kota kecil di antra Hijaz dan Syam, bernama Ailah. Dan beliau menghabiskan waktu senjanya di Syi'ab hingga beliau wafat di tahun 124 H dan di makamkan di sana.

B. Ciri-ciri fisik Ibnu Syihab az-Zuhri

        Muhammad bin Yahya bin Abu Umar menuturkan dari Sufyan, "Aku melihat az-Zuhri; kepala dan jenggotnya merah. Warna merahnya agak gelap, seakan-akan diberi semir."
         Dia mengatakan, "az-Zuhri itu matanya kabur, dan berambut lebat." 4
Dari Ya'qub bin Abdurrahman, dia mengatakan, " Aku melihat az-Zuhri bertubuh pendek, sedikit jenggot, memiliki rambut panjang, tipis kedua pipinya." 5
        Adz-Dzahabi mengatakan, "Ia berwibawa lagi mulia dengan pakaian prajurit, memiliki kedudukan besar di Daulah Bani Umayyah." 6
Adz-Dzahabi mengatakan, "Ia berpangkat sebagai Amir (kepala pasukan)." 7

C. Pujian ulama terhadap Ibnu Syihab az-Zuhri

    Amr bin Dinar mengatakan, "Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih mengetahui tentang hadis dibandingkan Ibnu Syihab (Imam Az-Zuhri)." 8
Dari ad-Darawardi, dia mengatakan, "Mula-mula orang yang mengkodifikasikan ilmu hadits dan menulisnya adalah Ibnu Syihab az-Zuhri." 9
      Al-Laits menyatakan, "Aku tidak melihat seorang alim pun yang lebih luas ilmunya dibandingkan Imam Az-Zuhri. Tatkala beliau berbicara tentang targhib (nasihat dan anjuran), engkau akan katakan: ‘Tidak ada yang terbaik kecuali beliau’, bila beliau berbicara tentang hari-hari Arab dan penyebutan nasab, engkau akan katakan: ‘Tidak ada penyebutan nasab, engkau akan katakan: ‘Tidak ada yang terbaik kecuali beliau’, dan bila beliau sedang berbicara tentang Alquran dan hadis, engkau pun akan mengatakan yang semisal." 10
       Imam Makhul pernah ditanya, "Siapa orang yang paling alim yang pernah engkau jumpai?" Ia menjawab, "Ibnu Syihab." Lalu ditanyakan, "Siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibnu Syihab." "Dan siapa lagi?" Beliau tetap menjawab, "Ibnu Syihab." 11
      Abu Bakar bin Manjawiah mengatakan, "Ia melihat sepuluh sahabat Nabi, dan dia adalah orang yang paling hafidz pada zamannya, paling bagus dalam mengemukakan matan hadits, dan seorang faqih yang utama." 12

D. Sebab-sebab unggulnya Ibnu Syihab az-Zuhri dalam masalah ilmu

        Tak ada seorang pun yang terlahir ke alam dunia ini dalam keadaan berilmu, telah hafal Al-Quran dan hadits, memiliki pemahaman yang benar dari pemahaman yang menyimpang; tentu tidak ada. Seluruhnya sama, namun yang membedakan adalah bekal yang cukup dan ketinggian semangat. Tentunya hal itu tidak terlepas dari rahmat dan fahdilah (keutamaan) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Syaikhul Islam tidaklah beliau menjadi Syaikhul Islam kecuali setelah melakukan upaya yang tidak dilakukan oleh selainnya, demikian juga Az-Zuhri tidaklah beliau menjadi Imam az-Zuhri melainkan karena beliau memiliki beberapa faktor pendukung yang tidak dimiliki oleh yang selainnya. Di antara sebab-sebab dan faktor pendukung beliau adalah:
1.     Dalam Kekuatan Hafalan
          Kekuatan hafalan beliau menjadi ayat yang nyataa kan keutamaan beliau.
Imam adz-Dzahabi berkata, "Di antara yang menunjukkan kekuatan hafalan Imam Az-       Zuhri adalah beliau mampu hafal Al-Quran hanya dalam waktu 8 hari, sebagaimana hal  itu diriwayatkan oleh putra saudara beliau, Muhammad bin Abdillah." 13
         Imam Az-Zuhri pernah mengatakan, "Aku tidak pernah melakukan persiapan dalam menyampaikan hadits, dan aku tidak pernah ragu tentang hafalanku kecuali          satu hadits, lalu aku tanyakan kepada saudaraku, ternyata itu pun sama dengan yang        aku hafal." 14
        Al-Laits berkata, "Ibnu Syihab pernah mengatakan, ‘Tidaklah sedikit pun     sesuatu yang telah aku hafal lalu aku lupa setelahnya’." 15

2.     Beliau menulis seluruh yang ia dengar
       Dari Abdurrahman bin Abi Zinad dari ayahnya ia berkata, "Aku pernah        berthawaf bersama Ibnu Syihab, dan ia membawa lembaran-lembaran dan buku            tulis sampai kami menertawakannya." Dalam riwayat lain, "Kami menulis perkara halal dan haram sedangkan Ibnu Syihab menulis semua yang ia dengar, ketika kami        merasa butuh dengan beliau, barulah kami tahu bahwa beliau manusia yang paling             mengetahui." 16
      Dari Muhammad bin Ikrimah bin Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam, "Ibnu       Syihab pergi bolak-balik kepada al-A'raj, sementara al-A'raj menulis dalam lembaran- lembaran, lalu bertanya kepadanya tentang hadits. Kemudian dia mengambil         sepotong kertas lalu menuliskan kepadanya, kemudian menghafalnya. Apabila dia    sudah mengahafal hadits itu, maka dia merobek-robek kertas tersebut." 17
        Dari Shalih bin Kaisan, dia mengatakan, "Aku menuntut ilmu bersama az-   Zuhri, kami menulis sunnah-sunnah. Kami pun menulis hadits dari Nabi, kemudian     dia mengatakan, ' Marilah kita menulis atsar dari sahabat!' Dia pun menulisnya,     sedangkan kami tidak menulisnya, sehingga dia berhasil, sementara aku sia-sia." 18

3.     Keuletan dalam menuntut ilmu dan mudzakarah
        Dari al-Auza', dari az-Zuhri, dia mengatakan, "Penyebab hilangnya ilmu itu karena lupa dan tidak diulang-ulang (muraja’ah)." 19
     Dari Ya'kub bin Abdurrahman meriwayatkan, bahwa beliau juga menimba ilmu      kepada Urwah bin Zubair. Suatu hari ia menemui budak wanita beliau, sedang ia           tengah tertidur, lalu ia membangunkannya seraya mengatakan, "Fulan dari            fulan  dan fulan telah menceritakan hadits kepadaku.." Lalu budak wanita tersebut          berkomentar, "Apa peduliku dengan itu semua." Az-Zuhri menjawab, "Aku tahu             engkau tidak akan mengerti dengan ini semua, hanya saja tiba-tiba aku teringat     dengan satu hadits dan aku ingin mengulang-ulanginya." 20

4.     Memuliakan ilmu dan ahli ilmu
              Dari Malik, dari az-Zuhri, dia mengatakan, "Aku mengikuti Sa'id bi al-           Musyayyab untuk mencari hadits selama tiga hari." 21
  Dari Ma'mar, dia mengatakan, "Aku mendengar az-Zuhri mengatakan, 'Lututku bersentuhan dengan lutut Sa'id bin al-Musyayyabselama delapan tahun." 22
        Dari Malik bin Anas, dari az-Zuhri, dia berkata, "Aku melayani Ubaidillah bin           Abdullah bin Utbah, hingga pelayannya benar-benar keluar seraya bertanya, 'Siapakah yang ada di pintu ?' Budak wanitanya menjawab, Budakmu yang matanya kabur.' Dia(budak wanita itu) menyangka bahwa aku adalah budaknya. Sesungguhnya aku benar-benar melayaninya hingga aku mengambilkan air wudlu untuknya." 23

5.     Mengambil sebab-sebab  untuk membantu kuatnya hafalan
     Dari Isma'il al-Makki bahwasanya, Imam az-Zuhri pernah mengatakan,        “Barangsiapa yang senang menghafal hadits hendaklah ia memakan kismis/ anggur    kering." Al-Hakim mengomentari, "Karena kismis/anggur keringnya negeri Hijaz     hangat, manis, dan lembut, terlihat kering, dan dapat mencegah lendir." 24
        Dari al-Laits mengatakan, "Imam az-Zuhri sering meminum madu seperti    minumnya seorang terhadap minumannya, beliau mengatakan, ‘Beri kami minum          madu dan ceritakanlah hadits kepadaku.’ Dan beliau sangat sering minum madu, dan        tidak makan apel sedikit pun." 25
     Dari Ibnu Wahab, dari al-Laits juga mengatakan, "Az-Zuhri pernah mengatakan, ‘Tidaklah sesuatu yang telah melekat di hatiku lalu lupa di kemudian hari.’ Beliau membenci makan apel, namun beliau senang meminum madu. Katanya, ‘Madu itu dapat mempertajam ingatan’." 26

E. Kedermawaan dan kemurahan Ibnu Syihab az-Zuhri

        Dari al-Laits, dia mengatakan, Ibnu Syihab az-Zuhri biasa menutup haditsnya dengan do'a yang bersifat jami' dengan mengucapkan,
اللهم أسألك من كلّ خير أحاط به علمك في الدنيا و الأخرة، وأعوذ بك من كلّ شر أحاط به علمك في الدنيا و الأخرة .

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu segala kebaikan yang diliputi oleh ilmu-Mu di dunia dan di akhirat. Aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang diliputi oleh ilmu-Mu di dunia dan di akhirat."
        Dia termasuk orang dermawan yang pernah aku lihat. Dia memberi, lalu apabila telah selesai memberikan sesuatu yang dimilikinya, maka dia meminjam dari budaknya seraya mengatakan, "Hai fulan, berilah aku pinjaman sebagaimana yang engkau ketahui, dan aku akan melipatgandakan untukmu sebagaimana yang engkau ketahui." Dia bisa memberi makan orang-orang yang dengan bubur dan memberi meraka minum madu." 27
    Dari Malik, dia mengatakan, "Ibnu Syihab termasuk di antara orang yang paling dermawa. ketika dia mendapatkan harta-hartanya itu, pembantunya mengatakan kepadanya untuk menasihatinya, 'Aku melihat kesempitan yang menimpamu, maka lihatlah bagaimana engkau, tahanlah hartamu.' Ibnu Syihab menjawab, 'Orang yang pemurah itu tidak disempitkan oleh pengalaman." 28
     Dari Amar bin Dinar, dia mengatakan, "Aku tidak melihat seorang pun yang menganggap rendah dinar dan dirham dari pada Ibnu Syihab. Dinar dan dirham itu baginya hanyalah seperti kotoran onta." 29

F. Guru-guru dan murid-murid Ibnu Syihab az-Zuhri
           
            1. Guru-gurunya:
     Ia meriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad, Anas bin Malik, dan dia bertemu dengannya di Damaskus, as-Sa'ib bin Yazid, Abdullah bin Tsa'labah bin Shu'air, Mahmud bin Labid, Sunain Abu Jamilah, Abu ath-Thufail Amir, Abdurrahman bin Azhar, Rabi'ah bin Abbad ad-Daili, Abdullah bin Amir bin Rabi'ah, Malik bin Uwais bin al-Hadtsan, Sa'id bin al- Musyayyab. Ia duduk di majelisnya selama delapan tahun dan belajar fikih padanya, al-Qamah bin Waqqas, Katsir bin al-Abbas, Urwah bin Zubair, Abdul Malik bin Marwan, Muhammad bin an-Nuaim bin Basyir, Abu Salamah bin Abdurrahman, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, Utsman bin Ishaq al-Amiri, Abu Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits, al-Qashim bin Muhammad, Amir bin Sa'ad, Kharijah bin Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Ka'ab bin Malik, Abu Umar, Aban bin Utsman." 29 
           
            2. Murid-muridnya:
     Adz-Dzahabi mengatakan, "Sedangkan yang menuturkan darinya adalah Atha' bin Abu Rabah. Ia lebih darinya dan meninggal 20 tahunan sebelumnya. Amr bin Dinar, Amr bin Syu'aib, Qatadah bin Di'amah, Zaid bin Aslam, Mantsur bin al-Mu'tamir, ayyub as-Sakhtiyani, Yhaya bin Sa'id al-Anshari, Abu az-Zinad, Shalih bin Kaisan, Uqail bin Khalid, Muhammad bin al-Walid az-Zubaidi, Muhammad bin Abi Hafshah, Bakr bin Wa'il, Amr bin al-Harits, Ibnu Juraji, Ja'far bin Burqan, Ziyad bin Sa'ad, Abu Uwais, Ma'mar bin Rasyid, al-Auza'i, Syu'aib bin Abi Hamzah, Malik bin Anas, al-Laits bin Sa'ad,    Ibnu Abi Dzi'b, Ibnu Ishaq, Sufyan bin Husain, Shalih bin al-Ahdhar, Sulaiman bin Katsir,     Hisyam bin Sa'ad, Husyaim bin Basyir, Sufyan bin Uyainah." 30


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
           
     Sangat banyak sekali catatan penting dari perjalanan hidup beliau Ibnu Syihab az-Zuhri yang hendaknya menjadi qudwah (panutan) bagi kita, di antaranya:

1.     Menulis adalah sebuah keharusan terutama bagi seorang penuntut ilmu syar’i karena mereka tidak akan lepas dari pena dan kertas. Tulisan akan memperkuat ingatan. Dengan tulisan akan terikat seluruh ilmu dan faidah yang telah ia dapatkan. Karena ilmu ibaratnya sebuah buruan, sedangkan tulisan adalah pengikatnya.
             
            Imam Syafi’I pernah mengatakan,
    "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah pengikatnya. Ikatlah buruanmu dengan tali  yang kuat. Merupakan kedunguan bila engkau telah berburu kijang. Lalu kau             biarkan ia terlepas di   hadapan manusia."
2.     Hendaklah setiap hamba berusaha dalam mencari sebab untuk sesuatu yang ia harapkan. Islam tidak pernah mengajari kita untuk berpangku tangan dan pasrah dengan takdir. Namun, berusahalah; dan masing-masing akan dimudahkan kepada jalannya. Bagi mereka yang menginginkan menjadi seorang yang alim, maka belajarlah, ikat semua ilmu yang telah didapatkan, dan sebanyak mungkin lakukan muraja’ah terhadap ilmu tersebut. Setelah itu, banyaklah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga Dia menjadikannya termasuk ahli imu yang mengamalkan ilmunya.
3.     Merupakan adab bagi penuntut ilmu adalah hendaknya dia memuliakan ilmu dan ahli ilmu karena ilmu yang sesungguhnya akan menjadikan kita untuk tawadhu (rendah hati). Adapun orang pertama yang akan dia hormati adalah orang-orang yang telah mengajarkan ilmu kepadanya. Ilmu tidak mengajarkan kepada kita agar menjadi semakin sombong dan merendahkan orang lain, tetapi justru semakin dia bertambah ilmunya, maka akan semakin tinggi tawadhu’-nya, sebagaimana padi –makin berisi makin menunduk.31








Daftar Pustaka


1.     Siyar A'lam an-Nubala', adz-Dzahabi, Beirut: Mu'assasah ar-Risalah, 1992 M
2.     Hilyah Auliya' Wa Thabaqat al-Ashfiya', Abu Nu'aim al-Ashbahani, Np: Maktabah as-Sa'adah
3.     Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, Beirut: ar-Risalah
4.     Tadzkirah al-Huffazh, Syamsuddin adz-Dzahabi, Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi
5.     Tarikh al-Islam, Syamsyuddin adz-Dzahabi, tahqiq Dr. Abdussalam Tadmuri, Kairo: Dar al-Kitab al-Arabi
6.     Sumber utama: Biografi 60 Ulama Ahlussunnah Wa al-Jama'ah, Syaikh Ahmad Farid, Dara al-Aqidah, Cet.I, Thn. 1426 H




1 Hilyah al-Auliya' wa Thabaqat al-Ashfiya' , Abu Nu'aim, 3/360.
2 Tahdzib al-Kamal , Jamaluddin al-Mizzi, 26/437
3 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/326
4 Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/431,432
5 Tarikh al-Islam, Syamsyuddin adz-Dzahabi, 8/248
6 Siyar A'lam an-Nubala' , Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/337
7 Siyar A'lam an-Nubala' , Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/341
8 Hilyah Auliya' Wa Thabaqat al-Ashfiya', Abu Nu'aim, 3/360
9  Siyar A'lam an-Nubala' , Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/334
10 Tadzkirah al-Huffazh, Syamsuddin adz-Dzahabi, 3/109
11 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/336
12  Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/423
13 Tadzkirah al-Huffazh, Syamsuddin adz-Dzahabi, 1/110
14 Tadzkirah al-Huffazh, Syamsuddin adz-Dzahabi, 1/111
15 Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/436
16 Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/433
17 Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/434
18 Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/434
19 Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/434
20 Tarikh al-Islam, Syamsyuddin adz-Dzahabi, 8/243
21 Hilyah Auliya' Wa Thabaqat al-Ashfiya', Abu Nu'aim, 3/362
22 Hilyah Auliya' Wa Thabaqat al-Ashfiya', Abu Nu'aim, 3/362
23 Hilyah Auliya' Wa Thabaqat al-Ashfiya', Abu Nu'aim, 3/362


24 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/346,347
25 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/335
26 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/332
27 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/335
28 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/338; dan Tahdzib al-Kamal, Jamaluddin al-Mizzi, 26/440
29 Hilyah Auliya' Wa Thabaqat al-Ashfiya', Abu Nu'aim, 3/371

29 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/327
30 Siyar A'lam an-Nubala', Syamsuddin adz-Dzahabi, 5/327,328

31 Ta'limu al-Muta'allim, Imam az-Zarnuji, Hal. 80

No comments:

Post a Comment

Makalah Biografi Ibnu Syihab Az-Zuhri

MAKALAH Biografi Ibnu syihab Az-Zuhri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang          Ubaidillah Ibnu Syihab az-Zuh...